Restorasi


Restorasi film artinya mengembalikan kondisi gambar dan suara sesuai aslinya.

Film "Lewat Djam Malam" ini diproduksi tahun 1954 dan dalam proses pemakaian dan penyimpanan selama hampir 60 tahun, film dalam kondisi rusak dan berjamur parah.

Masalah terbesar yang dihadapi saat restorasi adalah perforasi (lubang-lubang di pinggir pita seluloid) yang rusak, jamur di beberapa bagian pita seluloid, serta suara yang hilang di reel lima. Perforasi yang rusak ini menyebabkan kopi Lewat Djam Malam sulit dimasukkan ke dalam mesin pengindai, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu satu per satu. Proses reparasi ini menghabiskan sekitar 2000 jam untuk pengerjaannya. Sementara itu, sebagian besar jamur dapat diangkat tanpa harus mengorbankan kualitas gambar, dan suara yang hilang untungnya ditemukan di kopi lain Lewat Djam Malam yang ada di Sinematek.

Inilah hasil restorasi film "Lewat Djam Malam":











Satu pertanyaan setelah "Lewat Djam Malam" sukses direstorasi: kemudian apa?

Ruang penyimpanan Sinematek sebenarnya terhitung cukup kondusif untuk menyimpan harta karun sejarah perfilman bangsa kita. Saat berkunjung ke Sinematek pada 9 Februari 2012, Davide Pozzi menjelaskan bahwa ruang penyimpanan Sinematek memasang suhu 10-12o Celsius dengan kelembaban 45-65%. Suhu dan kelembaban ini masih ideal untuk penyimpanan seluloid. Namun film bukanlah artefak yang awet diterpa waktu. Seluloid punya umurnya sendiri dan kondisinya akan terus menurun hingga akhirnya rusak dan tak bisa digunakan lagi. Di koleksi Sinematek terdapat 414 judul yang terdiri dari 84 kopi negatif, 17 film dalam format 16 mm hitam-putih, 58 film 16 mm warna, 53 film 35 mm hitam-putih, dan 235 film 35 mm warna. Selain itu, terdapat dokumentasi dalam format seluloid sejumlah 313 judul.

Apabila mengacu pada data yang ada di buku Katalog Film Indonesia, 414 judul film yang ada di Sinematek barulah mencakup 14% dari keseluruhan film Indonesia. Menurut data yang ada di Katalog Film Indonesia, ada 2.194 film Indonesia dari tahun 1939 sampai 2011. Koleksi yang tak banyak ini beberapa sudah mengalami kerusakan. Seluruh koleksi  16 mm hitam-putih tidak dapat diputar karena rusak dan tak lengkap, sedangkan delapan film 16 mm berwarna mengalami kerusakan ringan. Dari koleksi 35 mm hitam-putih, 23 di antaranya masuk kategori rusak dan tak dapat diputar, sementara 10 di antaranya tak lengkap. Dari sisa film 35 mm hitam-putih yang dapat diputar, tujuh mengalami kerusakan ringan. Untuk film 35 mm berwarna, sembilan di antaranya tak dapat diputar karena rusak dan 36 film rusak ringan.

Restorasi praktis menjadi isu yang mendesak.

No comments:

Post a Comment